Harapan Suku Bunga Singgle Digit

JAKARTA – Harapan agar suku bunga segera mencapai single digit tampaknya masih jauh dari kenyataan. Pasalnya, tren penurunan bunga deposito diperkirakan maksimal hanya 20 basis poin dalam 3-6 bulan ke depan.
Kepala Eksekutif Lembaga Pengawas Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan mengatakan faktor penurunan bunga deposito adanya rencana perubahan suku bunga acuan menjadi 7-day reverse repo.
“Kalau reverse repo rate tidak turun dan fed fund rate tidak naik, otomatis peluang suku bunga bank turun cukup besar. Dalam tempo 3-6 bulan ke depan bisa turun 10-20 bps,” ujarnya di Jakarta, Senin (9/5).
LPS mencatat, pada akhir Maret 2016, suku bunga deposito bank baru turun 20 bps, kendati berbagai upaya dilakukan oleh regulator maupun pemerintah.
Suku bunga simpanan belum turun setajam penurunan BI Rate yang pada tahun ini dipangkas sebesar 75 bps menjadi 6,75%.
Selain itu, Fauzi mengutarakan ruang penurunan suku bunga simpanan akan lebih lebar apabila rasio pinjaman terhadap simpanan ( loan to deposit ratio/LDR) perbankan tidak mengalami kenaikan.
Statistik Perbankan Indonesia mencatat hingga Februari 2016 LDR industri bank Tanah Air sebesar 89,50% atau menurun dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu yang sebesar 92,11%.
Penurunan LDR tersebut menunjukkan bahwa likuiditas bank saat ini mulai melonggar setelah pada akhir tahun lalu mengetat, salah satunya disebabkan banyaknya deposan yang mengambil simpanannya di bank untuk membayar pajak.
LDR TINGGI
Fauzi menyebutkan bank dengan LDR tinggi cenderung lambat dalam memangkas suku bunga simpanannya. Menurutnya, rata-rata bank dengan LDR tinggi masuk ke dalam kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) I dan II.
Terkait dengan penurunan kembali LPS Rate, Fauzi menyatakan akan melihat perkembangan suku bunga simpanan sejak awal tahun dan sejak LPS Rate diturunkan pada Maret 2016.
“Kami akan me-review di Rapat Dewan Komisioner bulan ini. Kalau suku bunga bank trennya turun, maka ruang penurunan LPS Rate ada,” katanya.
Dari pihak perbankan, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. Haru Koesmahargyo mengatakan hingga akhir tahun ini, suku bunga simpanan perseroan berpeluang turun hingga 50 bps.
Kendati berpeluang turun hingga 50 bps hingga akhir tahun, emiten dengan kode saham BBRI tersebut lebih memilih untuk memangkas suku bunga deposito special rate-
nya terlebih dahulu sesuai de-ngan capping yang ditetapkan Otori-tas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini suku bunga deposi-
to counter dalam bentuk rupiah BRI dipatok sebesar 4,25% hingga 6,25%. Sedangkan untuk deposito valas dipatok sebesar 0,50% hingga 0,75%.
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk. Glen Glenardi mengatakan perseroan bakal menyesuaikan suku bunga simpanan sejalan pemangkasan BI Rate yang menjadi 6,75%.
Tentunya kami akan mengikuti bunga acuan dan pasar yang ada,” katanya.
Sepanjang 2016, Glen menyebutkan perseroan telah menurunkan suku bunga deposito. Terkait besarannya, dirinya menyebutkan relatif sama dengan pasar, namun simpanan tertentu ada penurunan hingga 150 bps.
Saat ini, bank dengan ticter.BBKP tersebut mematok suku bunga
deposito sebesar 5% untuk jangka 1 bulan dan 3 bulan, dan sebesar 5,5% untuk jangka 6 bulan dan 12 bulan.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah mengatakan saat ini tren bunga deposito sudah mulai mengikuti arah BI Rate. Meskipun penurunan bunga deposito perbankan rata-rata sekitar 25 bps sampai 30 bps.
“Arahnya sudah mulai mengikuti BI Rate, tetapi untuk ke depannya seberapa besar penurunan suku bunga deposito saya masih belum bisa perkirakan,” ujarnya.
Dia pun ikut menuturkan dengan tren penurunan bunga deposito itu masih belum membuat perubahan signifikan untuk struktur simpanan deposito perbankan yaitu masih didominasi simpanan di atas Rp25 miliar oleh setiap nasabah.
Annisa Sulistyo Rini Surya Rianto

May 10, 2016